Wednesday, May 13, 2009

Teriakan Obama Dari Boston Sampai Afrika (Obama’s Yell from Boston to Africa)

Tue, Oct. 28, 2008

Laporan Rakyat Merdeka Dari Boston, AS (2)
Rakyat Merdeka Report from Boston, US (2)

Muhammad Rusmadi

Teriakan Obama Dari Boston Sampai Afrika
(Obama’s Yell from Boston to Africa)


Pilpres Amerika kali ini memang menjadi perhatin luas dunia internasional, tak terkecuali Indonesia. Indonesia, karena salah satu capres AS ini, Barack Obama, memang pernah tinggal di Menteng, Jakarta saat Obama masih kecil. Sehingga seolah ada hubungan emosional antara Indonesia dengan Obama.
Saat transit di Hong Kong dalam perjalanan ke Boston, AS, di toko-toko buku bandara juga buku-buku tentang Obama dan pesaingnya, John McCain sudah berjejer menyambut mata karena lumayan mendominasi. Buku-buku dengan sampul wajah Obama dan McCain terpampang dimana-mana. Termasuk di berbagai majalah dan suratkabar.
Jennan Al-Hamdouni, seorang mahasiswi Emerson College, Boston juga menuturkan hal yang sama. Saat dia bepergian ke Afrika beberapa waktu lalu, akunya, simpati dukungan luar biasa terhadap Obama juga terlihat. "Mereka sering meneriakkan yel-yel Obama! Obama!," jelas mahasiswi keturunan Irak-Italia ini. Simpati itu jelas, lanjutnya, karena Obama memang keturunan Afrika (Kenya). Jadi punya hubungan emosional yang kuat seperti halnya Indonesia.
Terlepas dari itu, khususnya bagi warga Amerika keturunan atau imigran, memilih Obama menjadi semacam simbol. Dari kalangan imigran manapun, tak hanya warga keturunan Afrika. Demikian menurut Bilal Kaleem, Direktur Eksekutif Masyarakat Muslim Amerika di Boston.
Meski demikian, untuk kebijakan luarnegeri, pendukung Obama ini menilai tidak akan banyak berubah, termasuk bila Obama nantinya terpilih. "Yang jelas, Obama akan lebih terbuka berbicara kepada negara-negara tertentu yang saat ini belum ada komunikasi seperti Iran," jelasnya. Selama ini, kita tahu, memang tak ada hubungan diplomasi antara kedua negara.
Dan yang paling menarik, partisipasi warga Amerika kali mengikuti pilpres kali jauh lebih antusias ketimbang pilpres-pilpres AS sebelumnya. "Dulu, jarang sekali kita melihat spanduk-spanduk di tempat-tempat terbuka seperti pilpres kali ini," aku Elizabeth Dann, muslimah Amerika di Boston.
Dan dari kedua capres yang kini, Barack Obama dan John McCain, harus juga diakui, popularitas Obama terus bertengger di atas. Termasuk di kalangan anak muda Amrik. Ini karena salah satu jurus Obama adalah menggunakan teknologi internet untuk menjaring para pemilih muda. Salah satunya melalui 'Face Book'. Hal ini menurut Prof. Linda Gallant, di Emerson College, Boston. Hingga 25 Oktober lalu misalnya, pendukung pasangan Obama-Joe Biden sudah mencapai 2.260.720 orang. Sementara pasangan McCain-Sarah Palin, hanya mengantongi 598.271.
Selama ini, kesan dari kedua capres memang dianggap bertentangan 180 derajat. Obama mewakili kaum muda. Sedang McCain, mewakili kaum tua. Dan ternyata, kaum tua Amerika ini pun dianggap tidak terlalu familiar dengan yang namanya dunia internet ini. Meski ada, disain blog yang ditampilkan pun jauh lebih atraktif ketimbang blog-blog yang dimiliki John McCain. Disinilah pertempuran lagi-lagi tidak terlihat imbang antara keduanya. "Ini juga menunjukkan, mereka yang ada di lingkaran Obama jauh lebih kreatif ketimbang di lingkaran McCain," lanjut Linda. (Bersambung)

No comments: