Monday, May 18, 2009

Menikmati Delima Syurga di Athens Enjoying Heaven’s Pomegranate in Athens

Thu, Nov 13, 2008

Laporan Rakyat Merdeka Dari Athens, Ohio, AS (18)
Rakyat Merdeka Report from Athens, Ohio, US (18)

Muhammad Rusmadi



Menikmati Delima Syurga di Athens

Enjoying Heaven’s Pomegranate in Athens

Di Islamic Center kota Athens ini adzannya dua kali. Seperti yang biasa dipraktekkan di masjid-masjid kaum NU di Indonesia. Setelah adzan kedua, baru khatib maju ke mimbar khotbah. Usame Tunagur, khatib asal Turki ini menegaskan pentingnya ber-tafakkur, aktivitas berpikir dalam hidup ini. Termasuk menyangkut alam sebagai tanda kebesaran Tuhan yang juga harus direnungi.
Khotbah ini tidak terlalu panjang, hanya sekitar 20-an menit. Usai Jumatan, saya kembali melihat-lihat jamaah. Bule yang saya lihat cuma Arthur Gish, aktivis perdamaian yang juga pro rakyat Palestina itu. “Setahu saya di sini (Athens -red) cuma ada tiga keluarga Muslim. Mereka semua bukan orang kulit putih atau asli Amerika. Mereka juga tidak pernah saya lihat shalat di masjid ini,” jelasnya.
Usai shalat jamaah dihidangi berbagai macam buah-buahan di salah satu pojok belakang dalam Islamic Center yang juga masjid ini. Banyak sekali. Pisang, apel, anggur, mangga, jeruk, strawberry. Saya mengambil piring dan menikmati seraup anggur dan beberapa buah pisang. Lumayan, makan siang dengan buah-buahan segar. Tapi perhatian saya tertuju pada buah yang mirip apel, merah, tapi berukuran besar. “Ini buah syurga. Buah 'rummaan' atau pomegranate ,” jelas Ahmad, menyebut sebutan bahasa Arab dan Inggrisnya sekaligus.
Saya pun teringat beberapa kali kata 'rumman' ini muncul dalam al-Qur'an. ‘Rumman’ adalah buah delima. Setidaknya ada tiga ayat al-Qur’an yang menyebut buah delima ini. Yakni dalam surah al-An’am (surah ke-6) ayat 99 dan 141, serta surah ar-Rahman (surah ke-55) ayat 68. Dan sebenarnya, nama buah yang berasal dari Persia ini juga disebut dalam tradisi agama yahudi dan Kristen, hingga mitologi Yunani.
Saya pun menikmati buah ini. Rasanya sedikit asam manis. Bagian dalamnya yang kecil-kecil mirip biji jagung, namun warnanya merah menyala.
Penasaran apakah buah-buahan yang melimpah ini disumbang oleh para jamaah shalat Jumat, saya bertanya kepada seorang mahasiswa Indonesia yang rajin shalat di sini. “Ini yang nyumbang cuma satu orang lho. Tuh orangnya,” bisik rekan mahasiswa ini, menunjuk seorang pria Arab berambut gondrong.
Saya sudah kenalan dengan pria itu. Saat datang pukul 11.00 sebelumnya, saya hanya melihat dia sendirian di Islamic Center ini. Abdul Azis, demikian namanya. Tubuhnya tinggi besar. Rambutnya bergelombang, panjang sebahu. Matanya tajam. Alisnya tebal. Dia adalah mahasiswa Ohio University (OU) asal Qatar. Jam 11.00 hari itu dia buru-buru meninggalkan saya karena mengaku harus masuk kuliah lagi.
“Dia itu juragan tuh,” tambah mahasiswa Indonesia itu lagi berbisik kepada saya. Tapi seorang mahasiswa India lalu berkomentar. “Pokoknya, ada deh. Nggak usah ditanya siapa yang nyumbang buah-buahan ini. Cukup doakan saja orangnya,” ungkapnya. (Selesai/THE END)

No comments: