Wed, Nov, 5, 2008
Laporan Rakyat Merdeka Dari Athens, Ohio, AS (10)
Rakyat Merdeka Report from Athens, Ohio, US (10)
Muhammad Rusmadi
Pizza Gratis Dari Obama
(Free Pizza from Obama)
“Ayo, kita buat sejarah!”, ungkap Frank, pria Amerika yang saya temui saat sarapan di rumah makan Casa Nueva, di kota Athens, Ohio, pagi ini. Betul. Pagi ini, 4 November waktu Amerika (petang hari waktu Jakarta), warga Amerika akan mengukir sejarahnya. Menetukan siapa yang akan menjadi pemimpin mereka untuk empat tahun mendatang.
Tapi di tengah kota Athens, suasana malah sepi. Termasuk di depan kantor Board of Elections, semacam KPU-nya disini malah kosong. Karena umumnya hari warga bisa mencoblos di tempat-tempat pencoblosan yang sudah disediakan di sekitar tempat mereka tinggal. Malah, juga banyak yang sudah mencoblos lebih awal (early voting).
Pada pemilihan presiden (pilpres) Amrik kali ini, warga benar-benar dipermudah. Boleh melakukan pencoblosan dini. Apalagi karena pada hari 'H' pencoblosan seperti hari ini adalah hari kerja, tidak diliburkan. Jadi banyak yang merasa tidak bisa mencolos pada hari 'H' akhirnya mencoblos lebih awal.
Salah satunya yang dilakukan Sharon Case, sekretaris di Scripps College of Communication, Ohio University (OU). Hari ini dia sudah tidak perlu mengantri. Juga Jonathan Nelson, mahasiswa OU asal Chicago. Dia memilih mengantri untuk mencoblos kemarin, di Board of Elections, Athens, kemarin. “Karena saya mahasiswa disini saya tidak perlu mencoblos di Chicago,” aku mahasiswa yang juga sukarelawan kampanye Obama ini.
Menariknya, untuk wilayah Ohio, pada pilpres kali ini pencoblosan tidak menggunakan mesin seperti pada pilpres 2004 lalu. Jadi hanya menggunakan kertas suara biasa, dan melingkari nama calon dan asal partai yang tercantum di kertas tersebut. “Kita hanya melingkari nama. Kayak ujian,” aku Amanda Athenia (19 tahun), warga Amerika keturunan Indonesia.
Selain nama capres, juga dicantumkan nama-nama calon-calon Demokrat yang akan menduduki posisi-posisi legislatif. Mahasiswi yang baru pertamakali mencoblos ini malah mengaku tidak kenal dengan nama-nama lokal. “Tapi saya memilih yang wakil Demokrat. Siapapun namanya, pokoknya orang Demokrat aja,” akunya lagi.
Pencoblosan yang tidak menggunakan mesin ini, jelas Bob Stewart, pengajar di Scripss College of Communication, karena pengalaman pada pilpres lalu, mesin tak sedikit yang rusak. Sementara banyak pemilih yang sudah memasukkan suara mereka di mesin tersebut tidak bisa melakukan pemilihan ulang. Saat itu juga ada dugaan, mesin pemungutan suara sengaja dikurangi oleh penguasa dario kalangan Republik di wilayah Athens karena diperkirakan akan dimenangkan oleh kaum Demokrat.
Bahkan hingga hari ini, relawan yang umumnya mahasiswa masih agresif mengajak mahasiswa mencoblos. Pagi ini, di depan kampus OU, juga masih ada meja khusus bagi mereka yang mau melakukan pencoblosan. Lengkap dengan sejumlah stiker Obama yang akan mereka berikan cuma-cuma bagi siapa saja. Plus minuman gratis. Setiap orang yang lewat akan selalu disapa. “Anda sudah nyoblos, nggak?”
Kemarin, di depan gedung Court State yang bersebelahan dengan Board of Election, sukarelawan juga menggelar meja, membagi-bagikan stiker dan poster Obama. Malah, mereka juga membagikan pizza gratis. “Pizza gratis! Pizza gratis!,” teriak mereka menarik perhatian warga yang lewat. Ada yang mengambil poster. Ada juga yang cuma minta pizza.
Tapi tak sedikit juga warga yang sudah mencblos di Board of Election, lalu menikmati pizza gratis dari markas Obama ini di depan sebuah gereja, tak jauh dari situ. Sambil berjemur, karena kebetulan siang itu lumayan hangat suhunya, mereka ngobrol soal banyaknya warga yang kali ini bersemangat mencoblos, hingga soal harapan besar yang ditunggu dari sosok Obama.
Yang juga menarik, pada H-1 pencoblosan ini juga digelar demo kecil menuntut pemulangan tentara Amrik dari Irak. Uniknya, demo ini hanya digelar empat orang tua yang mereka sebenarnya sudah beken di Indonesia, Arthur Gish. “Tapi demo ini tidak ada hubungannya dengan pilpres ini,” aku Art, kepada Rakyat Merdeka. Karena aksi demo mereka, lanjutnya, memang rutin digelar tiap Senin.
Lepas dari itu, demo ini seakan juga secara tidak langsung “mengajak” warga untuk tidak mendukung McCain yang hanya akan melanjutkan pendudukan tentara Amerika di Irak.
Sementara susana di gedung Markas Pemenangan Obama tak jauh dari Board of Elections, susana terlihat sibuk. Tumpukan poster Obama masih terlihat di salah satu pojok kantor. Mereka yang bekerja disini umumnya relawan, Mulai dari hanya sekadar membagi-bagikan poster, menerima warga yang minta penjelasan tentang program-program lokal dari Partai Demokrat, hingga menghubungi warga via telepon untuk meyakinkan mereka tidak ketinggalan mencoblos.
So, siapa yang menang, Obama atau McCain? Kita tunggu....(Bersambung)
Monday, May 18, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment