Wednesday, May 13, 2009

Banyak Kutu Loncat Di Pilpres Amrik (There Are A Lot of Adventurers in US Election)

Mon, Nov, 3, 2008

Laporan Rakyat Merdeka Dari Athens, Ohio, AS (8)
Rakyat Merdeka Report from Athens, Ohio, US (8)

Muhammad Rusmadi


Banyak Kutu Loncat Di Pilpres Amrik
(There Are A Lot of Adventurers in US Election)


Wajahnya John –bukan nama sebenarnya-- rada gelagapan saat saya mengajukan beberapa pertanyaan seputar kegiatan para relawan di Markas Pemenangan McCain (McCain Headquarter Victory) di kawasan Tremont, Boston. Dia mengaku tidak bisa bicara sembarangan dalam memberikan informasi. Terutama apa-apa saja yang dilakukan para relawan kubu Republik dan pendukung capres Amrik, John McCain ini. Namun setelah diberitahu bahwa saya adalah wartawan Indonesia, barulah John mau bicara.
Salah satu tugasnya, aku John, adalah menghubungi warga Boston via telepon agar mereka nantinya menjatuhkan pilihannya kepada Republik. Menariknya, John sebenarnya adalah anggota Partai Demokrat. Namun pada pilpres kali ini dia malah mendukung John McCain.
Tentu, dia mengaku pindah mendukung McCain karena merasa lebih cocok dengan program-program yang ditawarkannya. Bukan karena dia seorang yang bekulit putih sehingga tidak memilih Obama yang Afro-Amerika. Namun sebenarnya, menurut Dr. J. Gregory Payne, Associate Professor Studi Komunikasi di Emerson College, Boston, banyak pula yang meninggalkan Obama hanya gara-gara dia bukan orang kulit putih
Inilah salah satu yang menarik pada pemilihan presiden (pilpres) Amrik kali ini. Tentang para pembelot alias kutu loncat di kalangan pemilih. Baik dari kalangan Demokrat yang akhirnya malah mendukung kubu Republik, maupun sebaliknya.
Berbicara soal pengkhianatan ini, bisa disebut kasus ketika Tom Bradley “dikhianati” oleh warga California ketika dia akan mencalonkan diri sebagai gubernur California pada 1982. Dia adalah calon Afro Amerika yang terus memimpin pada setiap jajak pendapat yang muncul, sehingga diunggulkan sebagai calon gubenur saat itu. Tapi begitu hasil pemilihan diumumkan, Bradley justru kalah. “Ini karena warga berbohong pada setiap jajak pendapat bahwa mereka mendukung Bradley saat itu. Tapi saat mencoblos, mereka malah memilih calon lain,” jelas Payne.
Inilah yang saat ini masih dikhawatirkan para pendukung Barack Obama dan Partai Demokrat. “Kami rada deg-degan,” kata David Israels, seorang kulit putih warga Shannon Avenue, Athens, Ohio, kepada Rakyat Merdeka. David adalah warga kulit putih yang pro Obama. Saat ditemui, bersama keluarga besar dan para tetangganya, David sedang merayakan Halloween. Namun dia malah memasang tiga bros Obama di topi dan bajunya. Plus satu banner kecil dukungan untuk Obama tertancap di halaman rumahnya.
Tak cuma itu, kemungkinan karena para pendukung Hillary Clinton yang kecewa setelah dikalahkan Obama menjadi capres Partai Demokrat pun juga ada. Meski demikian, hal ini buru-buru ditepis Carole Simpson. Carole adalah salah satu pendukung berat Hillary saat masih digadang-gadang menjadi satu-satunya capres perempuan Demokrat, meski akhirnya ditalukkan Obama.
Carole pernah menjadi wartawan ABC selama 24 tahun ini. Perempuan Afro-Amerika ini juga pernah meraih anugerah Emmy-Award sebanyak tiga kali. Kini, dia menjadi Leader in Residence di Emerson College, Boston. Secara berkala, dia juga menjadi analis politik pada acara talk show 'Larry King Live' di CNN. “Bekas para pendukung Hillary akan lebih memilih Obama, karena tidak suka dengan Sarah Palin, sebagai cawapres McCain,” tegas perempuan yang selalu ceria.
Di kalangan kaum Demokrat dan warga Amrik yang belum memutuskan siapa yang akan dipilih, Palin sering dijadikan bahan ejekan karena dianggap belum pantas menjadi wakil presiden Amrik. Terutama karena wawasannya yang masih dianggap dangkal. Ini beda jauh dengan kapabilitas Joe Biden, cawapres Obama. Apalagi bila melihat sisi kesiapan Joe menggantikan Obama dalam kondisi darurat misalnya –satu hal yang harus dimiliki seorang wapres, bila hal buruk sewaktu-waktu bisa menimpa Obama. Karena sisi keselamatan Obama saat ini juga menjadi perhatian serius.
Tapi yang juga menarik, kawasan-kawasan yang dulunya dikenal sebagai 'wilayah merah' (basis Republik), kini juga tak sedikit berubah menjadi 'wilayah biru' (Demokrat).
Dan, sebagai salah satu upaya McCain yang kini terus berupaya merebut suara pemilih adalah dengan mengajak Joe Si Tukang Ledeng (Joe the Plumber) berkampanye ke beberapa tempat. Samuel Joseph Wurzelbacher, adalah tukang ledeng yang mendadak terkenal setelah dia berbicara singkat dengan Obama saat berkampanye di Ohio. Yakni menyangkut rencana kenaikan pajak bila Obama terpilih nanti, yang dianggap memberatkan pengusaha kecil seperti dirinya. Kini, McCain memanfaatkan Joe dalam beberapa tur kampanyenya. Joe menjadi bintang di kampanye McCain untuk merebut hati warga Amrik dari kalangan ekonomi kecil. (Bersambung)

No comments: