Tuesday, March 3, 2009

Hillary: Indonesia Penting Bagi AS

JAKARTA (SINDO) - Amerika Serikat (AS) ingin membentuk sebuah kerjasama komprehensif yang baik dengan Indonesia, sebagaimana diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton saat memulai kunjungannya ke Jakarta, kemarin.

“Kemitraan antara kedua negara ini, yang kami yakini akan menggerakkan demokrasi dan pembangunan, akan memberikan kerangka untuk memajukan kepentingan bersama kedua belah pihak di beberapa isu regional dan global seperti perlindungan lingkungan dan perubahan iklim, perdagangan dan investasi, promosi demokrasi, kesehatan, pendidikan, keamanan nasional dan kontra-terorisme,” ujar Hillary saat menggelar jumpa pers gabungan bersama Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda, kemarin.

Lebih lanjut, Hilary menegaskan bahwa Indonesia memiliki kepentingan strategis sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan demokrasi ketiga terbesar di dunia dan hal itu telah diakui AS.

“Kami memiliki nilai yang sama, kita sama-sama telah menjalankan demokrasi. Indonesia telah mengalami transformasi besar dalam 10 tahun terakhir, membangun dan mengembangkan institusi yang kuat, menyambut baik dan mengembangkan masyarakat sipil yang dinamis,” papar Hillary.

“Dan, pada saat yang sama, Indonesia juga menghormati hak asasi manusia dan sukses dalam memerangi terorisme dan ekstrimisme, mengakhiri konflik sektarian dan separatis dan berusaha membuat dunia sebagai tempat yang lebih nyaman bagi perdagangan global dan dilindunginya hak asasi manusia,” imbuhnya.

Hillary juga mengatakan, bahwa pemerintahan Presiden Barack Obama ingin menggandeng seluruh dunia dan karenanya, Indonesia akan menjadi partner penting dalam usaha itu. “Jadi, kami berusaha mempererat kerjasama kami pada sejumlah isu,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Menlu Hassan Wirajuda juga mengungkapkan bahwa Indonesia juga tidak bisa lepas dari pengaruh buruk krisis ekonomi yang sedang dihadapi AS.

“Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia akan terpengaruh dampak negatif krisis finansial global. Kami akan terus saling berhubungan untuk mencari jalan apakah AS bisa membantu Indonesia untuk mengatasi krisis keuangan ini,” beber Hassan.

Hillary menjawab tantangan itu dengan mengatakan, sebagai anggota G20, Indonesia dan AS harus bekerja sama untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi dan terwujudnya kemakmuran.

“Tiap negara menghadapi masalah ini, tapi tidak ada negara yang bisa melakukannya sendir. Dan, meskipun Indonesia memproyeksikan rata-rata pertumbuhan positif, jelas bahwa Indonesia butuh dukungan dari teman dan sekutnya di Asia dan seluruh dunia,” papar Hillary.

Selain itu, Hillary juga memuji langkah Indonesia untuk melakukan langkah nyata dalam upaya memerangi global warming (pemanasan global) dengan memberi selamat atas suksesnya pelaksanaan konferensi tingkat tinggi global warming beberapa tahun lalu di Bali.

Dalam jumpa pers itu, Hillary juga menyampaikan salam dari Obama. “Saya menyampaikan salam dari Presiden Obama, yang mengatakan dan menulis sendiri tentang pentingnya masa kecilnya di sini. Ini memberikannya pandangan tidak hanya pada kebudayaan yang berbeda dan beragam, tapi juga kapasistas rakyatnya dengan perbedaan latar belakang yang bisa hidup dengan harmoni bersama-sama,” ujarnya.

Pernyataan ini diamini Hassan yang mengatakan,”Kami telah membuktikan bahwa di sini, demokrasi, Islam dan modernitas bisa berjalan beriringan.”

Di akhir jumpa pers, Hassan sempat menanyakan kepada Hillary tentang kemungkinan kedatangan Obama ke Indonesia. “Kami tidak sabar menyambut kehadiran Presiden Obama ke Indonesia,” papar Hassan.

Pertanyaan itu disambut Hillary dengan penuh senyuman. Tak tampak lelah di wajah istri mantan Presiden AS Bill Clinton itu yang telah menempuh perjalanan jauh dari Tokyo ke Jakarta, kemarin.

Selain mengungkapkan keinginan AS untuk membentuk kemitraan komprehensif dengan Indonesia, Hillary juga melontarkan beberapa cerita santai yang menjadi pengalamannya.

“Saya pernah berkunjung ke Indonesia ketika masih menjadi ibu negara AS. Dan, ini bukanlah suatu kebetulan jika saya bisa kembali berkunjung ke negara ini sebagai menteri luar negeri. Jadi ini bukan kunjungan pertama saya,” paparnya.

Sementara itu, saat menghadiri jamuan makan malam bersama 75 tokoh Indonesia di Gedung Arsip Nasional di Jakarta, Hillary terlihat lebih rileks. Suciwati, Pramono Anung, Gubernur DKI Jakarta Fauzi “Foke” Bowo, Lili Munir, Theo L Sambuaga, dan Mooryati Soedibyo tampak berada di antara para tamu.

Hillary memperkenalkan beberapa staf Departemen Luar Negeri AS yang dia ajak berkunjung kepada para hadirin sebelum melontarkan beberapa pengalamannnya.

“Saya ingat pernah berkunjung ke sebuah daerah di Indonesia ketika saya masih menjadi ibu negara, ada seorang ibu yang melahirkan dirawat di bawah pohon, itu membuat saya prihatin,” tuturnya sambil menambahkan ibu itu harus datang sekali sepekan ke bawah pohon itu untuk memeriksakan bayinya.

Hal itu membuatnya berpikir betapa pentingnya pembangunan masyarakat sipil di semua negara. Dia mengatakan, pembangunan masyarakat sipil menjadi salah satu agenda penting dalam pemerintahan Presiden Obama saat ini. Masyarakat sipil dipandang sebagai salah satu faktor penting dalam mewujudkan demokrasi di berbagai belahan dunia.

Dia juga mengatakan, bahwa pemilu adalah salah satu sarana untuk belajar berdemokrasi. Menurut dia, selalu ada yang menang dan kalah dalam pemilu. “Dan, kadang sulit menerima kekalahan, karena Anda tahu kita berada dalam sistem demokrasi dan kita punya partai. Jadi ada orang yang mengatakan bahwa kita akan menang, tapi, kenyataan tidak terjadi seperti itu,” ujarnya.

Ketika kekalahan itu terjadi, maka orang yang kalah seharusnya legawa dan tidak perlu ada dendam. “Saya mengalaminya. Saya tahu betapa pentingnya di sistem demokrasi bahwa kita harus menerima hasil pemilu dan kita harus bekerja terus di dalam sistem atau di luar untuk membawa perubahan kepada keadaan yang terjadi dan juga demokarsi setelah pemilu, anda harus tahu apa yang harus Anda lakukan,” paparnya.

“Meski kalah, Anda tetap harus bekerjasama. Saya adalah orang yang paling kaget di dunia ketika Presiden Obama meminta saya menjadi menteri luar negeri. Ini adalah komitmen saya untuk berjuang bagi negara dan saya mengatakan iya,” imbuh Hillary yang disambut tepuk tangan hadirin. (alvin masrifah)

No comments: